10 Berita Media Online Tentang Siswa Berprestasi dan Program Unggulan Suatu Sekolah Sebagai Referensi Menulis Berita
Senin, 8 Mei 2017. Saya mendapatkan tugas UAS untuk membuat berita dengan
cara liputan di suatu sekolah. Sebelum menyusun dan membuat berita tersebut,
saya harus mencari beberapa referensi berita dari media online tentang
pendidikan yang menceritakan tentang siswa berprestasi dan program unggulan
suatu sekolah. Di bawah ini adalah referensi-referensi berita yang saya
temukan.
- Referensi Berita Pertama
Jumat , 26
May 2017, 15:23 WIB
Dua SMK
Telkom Juara Lomba Kompetensi Siswa 2017
Rep: Dyah
Ratna Meta Novia/ Red: Agung Sasongko
viruscerdas.com

Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK/Ilustrasi
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- SMK Telkom Purwokerto dan SMK Telkom
Jakarta berhasil meraih juara dalam Lomba Kompetensi Siswa (LKS) 2017 yang
diadakan Kemendikbud. Kedua SMK yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan
Telkom (YPT) ini menjuarai lomba dalam kategori Telecom Distribution
Technology.
SMK Telkom Purwokerto yang diwakili oleh Puji Apriyanto berhasil meraih juara 1 dengan perolehan skor nyaris sempurna yaitu sebesar 99. Sementara SMK Telkom Jakarta yang diwakili oleh Ardiansyah Eka Sakti juga berhasil membawa pulang piala juara ke-3 dengan total perolehan skor sebesar 79.
SMK Telkom Purwokerto yang diwakili oleh Puji Apriyanto berhasil meraih juara 1 dengan perolehan skor nyaris sempurna yaitu sebesar 99. Sementara SMK Telkom Jakarta yang diwakili oleh Ardiansyah Eka Sakti juga berhasil membawa pulang piala juara ke-3 dengan total perolehan skor sebesar 79.
Puji dan Ardiansyah berhasil menang setelah merangkai sebuah alat layanan telekomunikasi menggunakan fiber optik dengan hasil akhirnya yaitu layanan fiber optik yang dirancang dapat berjalan dengan baik. Penilaian lomba didasarkan pada dua kriteria yaitu kompetensi jaringan akses dan kompetensi customer premises equipment (CPE) yang ditentukan oleh tiga juri yang berasal dari kalangan industri dan kalangan akademisi.
Kepala Sekolah SMK Telkom Purwokerto Widyatmoko mengatakan, SMK Telkom Purwokerto langsung ditunjuk oleh pihak provinsi sebagai perwakilan untuk mengikuti LKS tahun ini. SMK Telkom Purwokerto lalu mengadakan seleksi kepada murid untuk dijadikan perwakilan dan menjalani persiapan lomba.
“Persiapan lomba itu disiapkan selama tiga bulan. Setelah kisi-kisi lomba
dari panitia keluar, maka guru beserta tim langsung mempersiapkan siswa untuk
menghadapi lomba,” ujarnya dalam siaran persnya, Jumat, (26/5).
Melalui kemenangan ini, ujar Widyatmoko, pihaknya berharap dapat
menjadi dorongan bagi SMK Telkom Purwokerto untuk terus berprestasi di
lomba-lomba yang lain. "Saya harap lomba-lomba dapat terus diikuti baik
lomba akademik maupun non akademik sehingga dapat memperkuat posisi SMK Telkom
Purwokerto sebagai SMK Telematika terbaik di Jawa Tengah," katanya.
SMKN Bali Mandara Lahirkan Siswa Berprestasi
Tingkat Nasional
- Referensi Berita Kedua
Penulis Gede Sumberta -Mei 21, 2017
Komang Aji Tegak Sidiman, siswa SMKN
Bali Mandara
BeritaDewata.com,
Buleleng – SMK
Negeri Bali Mandara merupakan sekolah layanan khusus yang didirikan tanggal 2
Desember 2013 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bali No. 2502/03-A/HK/2013.
Sekolah Pemerintah Provinsi Bali ini mulai beroprasi pada
Bulan Juli 2015 dengan mengembangkan tiga kompetensi keahlian, yakni (1) Teknik
Kendaraan Ringan, (2) Teknik Komputer Jaringan, (3) Teknik Gambar Bangunan
Pemerintah Provinsi Bali menyiapkan bantuan pendidikan
penuh untuk memberikan akses pendidikan kepada putra-putri Bali yang berpotensi
untuk maju dan berasal dari keluarga ekonominya menengah ke bawah.
Sekolah yang menggunakan sistem kehidupan berasrama ini menerapkan
Kurikulum 2006 diperkaya dengan kompetensi dalam muatan kurikulum Politeknik
Negeri Bali yang dalam pembelajaran diampu langsung oleh Dosen Politeknik
Negeri Bali.
Untuk mengembangkan potensi peserta didik secara
maksimal, ada beberapa program akademik yang dikembangkan yakni orasi, silent
reading (membaca buku selain buku pelajaran selama 30 menit), Kelompok Siswa
Penggemar Matapelajaran (KSPM), moving class, dan foundation, serta ujian internasional
IGCSE atau A/As Level.
Di samping semua program tersebut, terdapat
juga ujian kompetensi kejuruan. Selain fokus pada kegiatan akademik, sekolah
juga melaksanakan kegiatan nonakademik meliputi program kerohanian,
ekstrakurikuler (wajib 1: Pramuka/kesemaptaan, wajib 2: marchingband, tabuh dan
KIR, Wajib 3: Nela diri atau olahraga pilihan (sepakbola, basket dan bola
volly) serta ekstra pilihan di luar ekstra wajib seperti tari Bali, dan nyurat
lontar.
Kegiatan nonakademik lainnya meliputi program
pathway to Ieaderpreneurship (PTL) yang meliputi Pelatihan kepemimpinan
(seminar, OSIS, kesemaptaan), pelatihan enterprenuership, enterprenuership club
(UPJ masing-masing program studi), eco-school (pembuatan bio farm grha,
budidaya lele, composting), student project exebition, dan kindness campaign
(siswa terjun dalam kehidupan masyarakat untuk memberikan pelayanan yang
dibutuhkan oleh masyarakat setempat).
SMKN Bali Mandara yang berlokasi di Desa
Kubutambahan Kecamatan Kubutambahan/Kabupaten Buleleng memang bukan sekolah
sembarang sekolah yang ada di Kabupaten Buleleng. Tenryata label sekolah
unggulan di Bali ini bukan sekedar slogan belaka. Tetapi para siswa di SMKN
Bali Mandara benar-benar membuktikan kehebatan mereka sebagai sekolah high
class di Bali.
Pada tahun 2017 terbukti anak didik di SMKN
Bali Mandara yang bernama Komang Aji Tegak Sidiman kian memperkuat citra dan
kualitas SMKN Bali Mandara yang dipelopori Pemprov Bali melalui Gubernur Bali
Made Mangku Pastika itu. Komang menjadi duta Bali sebagai anggota Paskibraka
yang akan tampil pada upacara HUT Proklamasi RI di Istana Negara Jakarta
tanggal 17 Agustus 2017 mendatang.
Bagaimana kisah Komang Aji bisa tembus
kepasukan “elite” yang menjadi impian setiap pemuda di Republik ini?. Seorang
siswa sepertinya tidaklah mudah untuk masuk ke Istana Negara. Komang harus
berjuang sekuat tenaga untuk bisa menembus tiga tahap seleksi selama tiga hari
penuh. Prestasi yang diraih dalam menjalani beberapa ujian Komang Aji
mengalahkan 96 siswa se-Bali.
“Saya senang bisa mewakili Buleleng dan Bali
ke ajang Tingkat Nasional. Saya tidak menyangka akan mengemban tugas ini untuk
mewakili Bali. Saya berjanji, akan berusaha untuk mendapatkan hasil yang
maksimal dan terbaik,” ungkap Komang Aji ditemui di Sekolah Bali Mandara,
Minggu 21/5/2017.
Tetapi Aji tidak sendirian ada dari bagian
Putri, yakni seorang siswi di SMAN 1 Pekutatan, Kabupaten Jembrana bernama
Natalia Putri ikut lolos seleksi menemani Komang Aji.
- Referensi Berita Ketiga
Siswa Labschool Unesa raih
juara Olimpiade Matematika di China
Pewarta: Indra Setiawan dan Willy Irawan
Surabaya (ANTARA News) - Dua siswa kelas V SD Labschool
Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yakni Wijaksara Apthaluhung dan Kanaya
Ramadhani menyabet juara dalam lomba Olimpiade Matematika Internasional
bertajuk "International Mathematics Wizard Challenge" (IMWiC) di
Xiamen, China 20-23 Mei lalu.
Dalam lomba yang diikuti 500 peserta dari empat negara yaitu
China, Filipina, Thailand dan Indonesia itu, Wijaksara Apthaluhung menyabet
mendali emas, sedangkan Kanaya Ramadhani menyabet "Best Overall Champion
Grade File".
Ditemui di Surabaya, Jumat, Luhung, sapaan akrab Wijaksara Aptaluhung mengatakan, emas yag diraihnya dalam lomba kali ini adalah medali ketiga yang ia dapat. Sebelumnya dirinya juga mendapatkan medali perunggu dalam olimpiade serupa yang digelar di Filipina dan Singapura.
"Dalam lomba itu saya harus menjawab 17 soal dalam 75 menit dan tidak menemui kendala karena sebelumnya saya telah menerima pembekalan, baik di rumah maupun di sekolah dan di Bogor oleh Presiden Direktur Klinik Pendidikan MIPA, Raden Ridwan Hasan Saputra selama lima hari," paparnya.
Ditemui di Surabaya, Jumat, Luhung, sapaan akrab Wijaksara Aptaluhung mengatakan, emas yag diraihnya dalam lomba kali ini adalah medali ketiga yang ia dapat. Sebelumnya dirinya juga mendapatkan medali perunggu dalam olimpiade serupa yang digelar di Filipina dan Singapura.
"Dalam lomba itu saya harus menjawab 17 soal dalam 75 menit dan tidak menemui kendala karena sebelumnya saya telah menerima pembekalan, baik di rumah maupun di sekolah dan di Bogor oleh Presiden Direktur Klinik Pendidikan MIPA, Raden Ridwan Hasan Saputra selama lima hari," paparnya.
Luhung menambahkan, selain pembekalan, dirinya juga mempelajari
lagi soal-soal tersebut sebelum lomba dimulai. Alhasil Luhung tak mengalami
banyak kendala saat lomba.
"Yang dipelajari ada yang keluar ada juga yang tidak. Tapi soal ini lebih mudah dibanding soal yang ketika lomba di Filipina dan Singapura kemarin," ujarnya.
"Yang dipelajari ada yang keluar ada juga yang tidak. Tapi soal ini lebih mudah dibanding soal yang ketika lomba di Filipina dan Singapura kemarin," ujarnya.
Dia menjelaskan, dalam olimpiade tersebut, tiap soal mendapat
nilai yang berbeda. Ada lima soal yang mempunyai poin empat, 10 soal poin enam,
dan dua soal poin 10.
Sementara itu, Direktur Labschool Unesa Alimufi Arief mengatakan bangga akan prestasi yang diraih oleh siswanya tersebut. Dia menyatakan, prestasi yang didapat kedua siswanya tersebut sesuai dengan visi yang diusung oleh sekolahnya dalam mewujudkan siswa yang berprestasi internasional.
Sementara itu, Direktur Labschool Unesa Alimufi Arief mengatakan bangga akan prestasi yang diraih oleh siswanya tersebut. Dia menyatakan, prestasi yang didapat kedua siswanya tersebut sesuai dengan visi yang diusung oleh sekolahnya dalam mewujudkan siswa yang berprestasi internasional.
"Ini membuktikan bahwa lulusan SD Labschool mempunyai
prestasi unggul. Itu terbukti dari apa yang mereka dapat melawan 500 anak dari
empat negara itu," ujarnya.
Dia mengatakan, atas prestasi yang didapat kedua siswanya, pihak Yayasan Dharma Wanita Unesa yang menaungi SD Labschool Unesa memberikan penghargaan berupa dana kepada mereka.
"Memang dana itu tidak besar, tapi ini merupakan suatu komitmen dari kami untuk memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi baik di tingkat internasional maupun nasionl," ucapnya.
Dia mengatakan, atas prestasi yang didapat kedua siswanya, pihak Yayasan Dharma Wanita Unesa yang menaungi SD Labschool Unesa memberikan penghargaan berupa dana kepada mereka.
"Memang dana itu tidak besar, tapi ini merupakan suatu komitmen dari kami untuk memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi baik di tingkat internasional maupun nasionl," ucapnya.
Dengan hasil yang diraih kedua, Alimufi mendorong siswa-siswanya
yang lain untuk mengikuti jejak Luhung dan Kanaya dalam berprestasi entah itu
di tingkat nasional dan internasional.
Editor: B
Kunto Wibisono
- Referensi Berita Keempat
Senin 15 Mei 2017,
13:26 WIB
Semangat Kayla Ikut UN SD di Soreang Bandung Meski Lumpuh
Wisma Putra - detikNews

Kayla Maylani (12)
duduk di kursi barisan pertama.
Foto: Wisma Putra
Jakarta - Kayla Maylani (12)
duduk di kursi barisan pertama sebelah kiri di salah satu ruang ujian. Siswi
SDN Cibogor 1 Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, itu tetap semangat ikut
hari pertama Ujian Nasional (UN) meski kondisinya lumpuh.
Sejak usia tatu yahun, Kayla mengidap osteoporosis dini atau pengeroposan tulang. Kondisi tersebut membuat ia tidak mampu berjalan.
Sejak usia tatu yahun, Kayla mengidap osteoporosis dini atau pengeroposan tulang. Kondisi tersebut membuat ia tidak mampu berjalan.
Kayla dipangku ayahnya, Yeyep Tedi Setiadi (40), menuju ruang 03
di gedung sekolah tersebut. Bocah perempuan itu lalu menempati bangku ujian. Berbeda
dengan murid lainnya, Kayla harus duduk di bangku khusus yang dilapisi bantal
agar bokong tidak terasa sakit.
Di bangku itu, dalam tengat waktu dua jam terhitung dari Pukul 08.00-10.00 WIB, Kayla dapat menuntaskan soal UN mata pelajaran Bahasa Indonesia sebelum waktu yang ditentukan habis.
Usai ujian, Kayla digendong oleh ibunya, Heni Herawati (44), keluar ruangan. "Kayla sehatdan bisa mengikuti UN. Tidak kerasa sudah mau masuk SMP lagi," kata Hera kepada detikcom di SDN Cibogor 1 Soreang, Jalan Raya Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (15/5/2017).
Di bangku itu, dalam tengat waktu dua jam terhitung dari Pukul 08.00-10.00 WIB, Kayla dapat menuntaskan soal UN mata pelajaran Bahasa Indonesia sebelum waktu yang ditentukan habis.
Usai ujian, Kayla digendong oleh ibunya, Heni Herawati (44), keluar ruangan. "Kayla sehatdan bisa mengikuti UN. Tidak kerasa sudah mau masuk SMP lagi," kata Hera kepada detikcom di SDN Cibogor 1 Soreang, Jalan Raya Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (15/5/2017).
Demi memberi semagat kepada anaknya itu, Hera harus cuti selama
tiga hari. "Saya bekerja di Kemenag Baleendah, ambil cuti demi
menyemangati Kayla. Biasanya sehari-hari Kayla diantarkan kakeknya," tutur
Hera.
Kayla tersenyum. Ia mengaku tidak kesulitan menjawab seluruh
pertanyaan berjumlah 50 soal berupa plihan pilihan ganda. "Alhamdullilah, ngerjain soalnya lancar dan selesai sebelum
waktu yang ditentukan," ucap Kayla.
Seabreg persiapan dilakoni Kayla jauh hari sebelum UN.
"Belajar setiap hari, latihan soal, les bimbel seminggu sekali dan belajar
melalui aplikasi online.
Semoga mendapatkan nilai yang memuaskan, setelah lulus nanti saya mau
melanjutkan ke SMPN Negeri 1 Soreang," ujar Kayla.
Kayla salah satu siswi berprestasi di SDN Cibogor 1 Soreang.
Setiap kenaikan kelas Kayla selalu mendapat ranking satu. Meski setiap hari
harus digendong ke sekolah, semangat Kayla menjadi inspirasi teman-temannya.
"Pelaksanaan UN hari pertama dengan mata pelajaran Bahasa
Indonesia di SDN Cibogor 1 Soreang dan diikuti sebanyak 54 siswa berjalan
lancar," kata Kepala Sekolah SDN Cibogor 1 Soreang Amir Sumantarya.
Amir mengungkapkan, dari jumlah siswa yang mengikuti UN, Kayla
yang banyak mencuri perhatian. Kendati Kayla lumpuh dan tidak bisa berjalan,
kegigihan Kayla melebihi siswa lainnya.
"Saya sangat mengapresiasi semangatnya selama Kayla
sekolah. Meski setiap hari harus digendong ibu, ayah atau kakeknya, Kayla tetap
semangat dan tidak pernah sedikitpun mengeluh dengan kondisi fisiknya,"
tutur Amir.
(bbn/bbn)
(bbn/bbn)
- Referensi Berita Kelima
Kado Manis di Hardiknas, Pelajar Lamongan Raih Perak di
Rumania
Eko Sudjarwo -
detikNews

Foto: Eko Sudjarwo
Lamongan - Dua pelajar SMAN 1 Lamongan mewakili Indonesia mendapat medali
perak di ajang International Science Project Olympiad (ISPO) di Rumania, berkat
aplikasi berbasis Android untuk mendeteksi tempat sampah. Prestasi ini sebagai
kado di Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).
Kepala
Cabang Dinas Pendidikan Jatim di Lamongan, Sun'ah mengaku dua pelajar
berprestasi itu Muhammad Luthfi dan Shylvia Cholifatus Sholihah. "Kami
baru mendapatkan kabar tadi malam dan ini adalah kado terindah untuk Hari
pendidikan Nasional," kata Sun'ah kepada wartawan di Alun-Alun Lamongan
usai upacara hardiknas, Selasa (2/5/2017).
Sun'ah mengaku 2 pelajar SMAN 1 Lamongan ini sebelumnya telah meraih medali emas di ajang ISPO tingkat nasional. Sebelum berangkat ke Rumania, terang Sun'ah, 2 pelajar ini juga sudah meminta doa restu kepada bupati Lamongan dan Kepala Dinas Pendidikan propinsi Jatim.
Sun'ah mengaku 2 pelajar SMAN 1 Lamongan ini sebelumnya telah meraih medali emas di ajang ISPO tingkat nasional. Sebelum berangkat ke Rumania, terang Sun'ah, 2 pelajar ini juga sudah meminta doa restu kepada bupati Lamongan dan Kepala Dinas Pendidikan propinsi Jatim.
"Mereka
membuat aplikasi berbasis android yang bisa dimanfaatkan untuk mempertebal
perilaku hidup bersih dan memanfaatkan teknologi untuk mempermudah cara
berperilaku hidup bersih," terangnya.
Salah
satu dari 2 pelajar ini, M Lutfi mengaku aplikasi ini bermula dari keinginan
selalu menerapkan perilaku hidup bersih. Mereka membuat aplikasi software di
android untuk melacak lokasi tempat sampah dan mendeteksi tempat sampah sudah
penuh atau yang masih kosong.
Lutfi menjelaskan, dengan menggunakan aplikasi itu, maka para siswa-siswi tak perlu lagi merasa susah untuk mencari tempat sampah. Menurutnya, di tempat sampah yang telah dilengkapi sensor dan peralatan ini akan mempermudah untuk membuang sampah.
"Untuk membuat aplikasi ini, hanya bermodalkan beberapa peralatan saja diantaranya adalah tempat sampah, sensor ultrasonic HCSR04, adreno uno, modem wifi, dan powerbank," terangnya.
Sementara Bupati Lamongan, Fadeli juga mengaku bangga karena pelajar Lamongan telah berhasil mengharumkan di tingkat nasional dan internasional. Untuk menunjukkan kebanggaan tersebut, Fadeli bahkan menghadiahkan penghargaan kepada 2 pelajar berprestasi ini. "Kami bangga dan memberi apresiasi tinggi karena pelajar Lamongan bisa mengharumkan nama bangsa di ajang tingkat internasional," kata Fadeli.
(fat/fat)
Lutfi menjelaskan, dengan menggunakan aplikasi itu, maka para siswa-siswi tak perlu lagi merasa susah untuk mencari tempat sampah. Menurutnya, di tempat sampah yang telah dilengkapi sensor dan peralatan ini akan mempermudah untuk membuang sampah.
"Untuk membuat aplikasi ini, hanya bermodalkan beberapa peralatan saja diantaranya adalah tempat sampah, sensor ultrasonic HCSR04, adreno uno, modem wifi, dan powerbank," terangnya.
Sementara Bupati Lamongan, Fadeli juga mengaku bangga karena pelajar Lamongan telah berhasil mengharumkan di tingkat nasional dan internasional. Untuk menunjukkan kebanggaan tersebut, Fadeli bahkan menghadiahkan penghargaan kepada 2 pelajar berprestasi ini. "Kami bangga dan memberi apresiasi tinggi karena pelajar Lamongan bisa mengharumkan nama bangsa di ajang tingkat internasional," kata Fadeli.
(fat/fat)
- Referensi Berita Keenam
Jumat 19 Mei 2017,
11:19 WIB
Pelajar
Berprestasi
Ini Motor Damkar Mini Kreasi Siswa SMKN 1 Sambeng
Lamongan
Eko Sudjarwo -
detikNews

Foto: Eko Sudjarwo
Lamongan - Peristiwa kebakaran yang pernah melanda sekolah-sekolah
rupanya menelurkan inspirasi untuk merakit motor tiga roda menjadi mini motor
pemadam kebakaran.
Apa yang dilakukan para siswa SMKN 1 Sambeng ini patut mendapat acungan jempol. Dalam waktu kurang dari 2 bulan, mereka berhasil merakit motor roda 3 menjadi motor pemadam kebakaran mini secara manual dan tanpa bantuan peralatan yang canggih. Kini, hasil kreasi pelajar SMKN 1 Sambeng ini menjadi produk unggulan sekolah tersebut.
Kepala SMKN 1 Sambeng, Suwito mengatakan, ide awal pembuatan motor damkar mini ini dipilih
karena peristiwa kebakaran yang pernah terjadi di sekolahnya beberapa waktu lalu. Motor damkar mini ini, kata Suwito, bisa dimanfaatkan untuk menanggulangi kebakaran sejak dini. Sehingga api yang belum begitu besar bisa dipadamkan sebelum merembet ke bangunan lain.
Apa yang dilakukan para siswa SMKN 1 Sambeng ini patut mendapat acungan jempol. Dalam waktu kurang dari 2 bulan, mereka berhasil merakit motor roda 3 menjadi motor pemadam kebakaran mini secara manual dan tanpa bantuan peralatan yang canggih. Kini, hasil kreasi pelajar SMKN 1 Sambeng ini menjadi produk unggulan sekolah tersebut.
Kepala SMKN 1 Sambeng, Suwito mengatakan, ide awal pembuatan motor damkar mini ini dipilih
karena peristiwa kebakaran yang pernah terjadi di sekolahnya beberapa waktu lalu. Motor damkar mini ini, kata Suwito, bisa dimanfaatkan untuk menanggulangi kebakaran sejak dini. Sehingga api yang belum begitu besar bisa dipadamkan sebelum merembet ke bangunan lain.
"Saat
itu kebakaran besar yang menghanguskan 1 ruang, unit komputer dan laptop serta
seisi ruangan karena mobil damkar lama menjangkau ke sekolah saat
kejadian," kata Kasek Suwito kepada wartawan, Jumat (19/5/2017).
Suwito menambahkan, motor damkar mini rakitan ini tidak kalah dengan buatan pabrik meski dibuat secara manual dengan peralatan terbatas. Mereka, aku Suwito, baru pertama kali diajarkan merakit sepeda motor roda tiga bekas, yang kemudian dirakit secara manual oleh siswa. Perakitan motor, lanjut Suwito, dimulai dari memasang mesin di rangka, bodi, hingga menjadi sepeda motor damkar mini.
Suwito menambahkan, motor damkar mini rakitan ini tidak kalah dengan buatan pabrik meski dibuat secara manual dengan peralatan terbatas. Mereka, aku Suwito, baru pertama kali diajarkan merakit sepeda motor roda tiga bekas, yang kemudian dirakit secara manual oleh siswa. Perakitan motor, lanjut Suwito, dimulai dari memasang mesin di rangka, bodi, hingga menjadi sepeda motor damkar mini.
"Satu
per satu komponen detail dipasang dan dirangkai dengan kuat," tutur Suwito
sambil menambahkan setelah itu perakitan dilanjutkan dengan pemasangan tangki
dengan mesin pendorong kompresor.
Motor
damkar mini itu, jelas Suwito, memiliki spesifikasi dimensi isi tabung 750
liter dengan berat penuh 1.000 Kg, panjang selang 20 meter dan waktu
penyemprotan 5-10 menit untuk 750 liter air. Sepeda motor damkar mini rakitan
para siswa ini berkapasitas mesin 200 cc.
Suwito mengklaim, motor damkar mini tidak kalah dengan buatan pabrik meski dibuat secara manual dengan peralatan terbatas. Bahkan motor damkar mini itu akan diproduksi secara masal dan dipasarkan di wilayah lamongan dengan harga Rp 25-35 juta per unit.
Dia berharap, dengan motor damkar mini ini akan membantu mobil pemadam kebakaran yang ada di Lamongan yang letaknya jauh dari jalan besa. Karena dengan memanfaatkan motor damkar mini ini akan dapat lebih cepat ke lokasi dan bisa masuk ke perkampungan atau gang sempit.
Suwito mengklaim, motor damkar mini tidak kalah dengan buatan pabrik meski dibuat secara manual dengan peralatan terbatas. Bahkan motor damkar mini itu akan diproduksi secara masal dan dipasarkan di wilayah lamongan dengan harga Rp 25-35 juta per unit.
Dia berharap, dengan motor damkar mini ini akan membantu mobil pemadam kebakaran yang ada di Lamongan yang letaknya jauh dari jalan besa. Karena dengan memanfaatkan motor damkar mini ini akan dapat lebih cepat ke lokasi dan bisa masuk ke perkampungan atau gang sempit.
"Diharapkan
penguasaan keterampilan merakit motor damkar mini itu bisa menjadi bekal siswa
terjun ke dunia industri," harapnya. (fat/fat)
- Referensi Berita Ketujuh
Nabilatul Fadilah, Siswa Tunarungu Multitalenta
Segudang Prestasi
RABU, 05 APR 2017 16:20 | EDITOR : SURYO EKO PRASETYO
SELALU
BERSEMANGAT: Nabila mengerjakan kerajinan dari stoples bekas pada Selasa (4/4)
di ruang bimbingan konseling SMAN 1 Gedangan, Sidoarjo. (Firma Zuhdi Al
Fauzi/Jawa Pos/JawaPos.com)
Nabila adalah penyandang tunarungu. Keterbatasan itu tidak menghalanginya
untuk terus berkarya. Beragam keterampilan dijajalnya. Hasilnya, banyak
prestasi yang diraihnya. Mulai tingkat kabupaten hingga nasional. Yang perlu
dicatat, semua itu bukan dalam satu bidang saja.
Nabilatul Fadilah menunduk. Fokus pada stoples-stoples dari plastik di
hadapannya. Tangan kanannya memegang lem tembak. Kemarin (4/4) di ruang
bimbingan konseling SMAN 1 Gedangan, Nabila sedang memoles stoples plastik
bekas menjadi barang yang bernilai seni.
Stoples plastik dari
bekas tempat sosis maupun permen tersebut dia lapisi dengan kain penghias.
Setelah itu, ditambahkan manik-manik. Tampilan stoples-stoples itu kini
terkesan lebih mewah. Terlihat lebih ”pantas” diletakkan di ruang tamu rumah
sebagai tempat camilan.
Membuat karya seni
menggunakan barang yang sudah tidak terpakai tadi menjadi salah satu rutinitas
Nabila untuk mengembangkan kreativitasnya. Selain stoples, biasanya dia membuat
beragam kerajinan lain. Misalnya, tempat tisu dari kardus bekas. Ada juga
tempat untuk meletakkan gelas air dan lampion.
”Saya baru mulai membuat
kerajinan saat duduk di bangku SMA untuk kebutuhan sendiri. Beberapa (produk,
Red) juga siap dijual,” tulisnya pada notes handphone miliknya, lalu
ditunjukkan kepada Jawa Pos. Begitulah cara Nabila berkomunikasi dengan
sebagian besar orang. Maklum, selain tidak bisa mendengar, siswi kelas XII IPS
3 SMAN 1 Gedangan itu tidak bisa berbicara.
Dibantu dengan catatan
di handphone, Nabila mulai bercerita. Sebelum membuat karya dari barang bekas,
Nabila lebih banyak menulis. Hobinya sejak duduk di bangku TK Karya Mulia
Surabaya memang menulis. Bahkan, saat TK, dia pernah mengikuti lomba menulis.
”Diajari menulis oleh
bapak. Dulu waktu TK, masih sering dikoreksi tata bahasanya. SD kelas 1 juga
masih dikoreksi. Tapi, lama-lama sudah tidak dikoreksi lagi karena susunannya
sudah benar,” tutur anak pasangan Liek Mustoko dan Tati Sri Rahayu itu.
Di sela-sela
rutinitasnya berlatih menulis, sejak TK dia hobi menggambar dan mewarnai.
Bahkan, pada Mei 2004, dia pernah meraih juara harapan I lomba mewarnai dalam
rangka HUT Kota Surabaya. ”Itu trofi pertama yang saya dapat,” ucap gadis yang
tinggal di Desa Magersari tersebut. Setelah itu, dia terus mengukir prestasi
dalam beberapa kompetisi mewarnai lainnya. Mulai tingkat kelurahan hingga
kabupaten.
Sejumlah kompetisi
kaligrafi juga dia menangi. Misalnya, menjadi juara (peringkat I) lomba
kaligrafi Kecamatan Gayungsari, Surabaya, pada 2010 dan juara lomba kaligrafi
tingkat Kotamadya Surabaya pada 2011.
Selain prestasi di
bidang seni, gadis kelahiran Sidoarjo, 6 September 1998, itu punya prestasi di
bidang olahraga. Pada 2011, dia meraih peringkat III kejuaraan tenis meja bagi
anak berkebutuhan khusus (ABK) se-Surabaya. Itu merupakan prestasi tenis meja
pertamanya.
Setelah itu, beragam
prestasi tenis meja lainnya diraihnya. Misalnya, juara (peringkat I) tenis meja
putri pada kompetisi Paralympic Games Se-Jawa Timur pada 2012. Pada 2013, dia
menjadi runner-up. ”Kalau lomba tenis meja tingkat Surabaya, sudah sering,”
ucapnya.
Walaupun sering fokus
berlatih tenis meja, prestasinya dalam dunia menggambar dan mewarnai masih
berlanjut. Pada 2012 dan 2013, dia pernah memperoleh gelar juara pada
kompetisi-kompetisi menggambar se–Kota Surabaya. ”Tahun 2014 menjadi juara 1
lagi untuk cabor (cabang olahraga, Red) tenis meja putri dalam kompetisi
paralympic di Jawa Timur,” ucap Nabila. Dia memang banyak mengikuti perlombaan
di Surabaya karena menempuh pendidikan SD–SMP di Surabaya. Yaitu, SDN Percobaan
Surabaya dan SMPN 36 Surabaya.
Bagi Nabila, tiada hari
tanpa berkarya. Setiap hari menjadi hari baik untuk melatih dan meningkatkan
kemampuan diri. ”Yang penting terus berprestasi. Dulu waktu SD juga pernah
menang lomba fashion show. Lomba tari juga pernah ikut,” ucapnya. ”Tetap rutin
menulis juga. Pernah jadi 10 penulis terbaik saat duduk di kelas VIII SMP
dulu,” tambahnya.
Dia pernah mencoba
menggunakan alat bantu dengar. Namun, dia malah merasa pusing karena hanya
menimbulkan suara yang terlalu bising. Banyak suara yang masuk ke telinganya.
”Saya enggak kuat. Jadi, saya pilih untuk tidak menggunakannya,” ucapnya. Bagi
yang sudah kenal, saat berbicara dengan Nabila, mereka akan memelankan gerak
bibir sehingga bisa terbaca apa yang diomongkan. Itu juga salah satu cara
komunikasi yang cukup efektif dengan Nabila.
Nabila tidak pernah
merasa minder. Malah, teman-teman Nabila terbilang banyak. Dia akrab dengan
siapa saja. Malah, ada temannya yang normal sempat iri dengan Nabila karena
bisa punya banyak teman. ”Tentang anak ini (temannya yang normal, Red), saya
tulis kisahnya dan saya ikutkan kompetisi,” ujarnya.
Kompetisi tersebut
diselenggarakan Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah-Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan pada Desember 2016. Pesertanya bukan hanya anak berkebutuhan khusus
(ABK), melainkan juga yang normal. Hasilnya sangat mengejutkan sekaligus
membanggakan. Tulisan karya Nabila yang berjudul Temanku yang Istimewa itu
meraih runner-up.
Rukmini Ambarwati, guru
pendamping Nabila, menceritakan, tulisan Nabila memang bagus. Karena itu, sejak
awal Ambar yakin Nabila pasti menang. Kebetulan, ada kejadian laptop milik
Nabila rusak sebelum mengikuti lomba tersebut. ”Saya suruh dia untuk ikut
kompetisi itu. Akhirnya, dia menang dan dapat laptop baru,” ucapnya, lantas
tersenyum.
Saat membaca tulisan
Nabila, Ambar mengaku sampai menangis terharu. ”Di awal tulisannya itu, dia
sudah menyebut dan mengakui bahwa dirinya tunarungu dan dirinya bersyukur,”
jelas Ambar. ”Dia (Nabila) memang layak menang. Anak ini istimewa pokoknya.
IQ-nya saja 120. Kami tes dua kali tetap 120,” jelas Ambar.
Nabila berharap bisa
mencetak seluruh tulisannya menjadi buku. ”Sekarang masih sibuk mempersiapkan
diri untuk kuliah dulu. Ingin mengambil jurusan desain komunikasi visual di
Universitas Negeri Surabaya,” terangnya.
Menurut Nabila, bagi anak tunarungu, dunia memang terasa sepi. Namun, itu
tidak boleh sampai membuat putus asa. Dia meyakini setiap manusia pasti
memiliki kelemahan dan kelebihan. ”Teruslah berkarya dan berprestasi,” tegas
Nabila. (*/c6/pri/sep/JPG)
- Referensi Berita Kedelapan
Yafi Aldi Pranoto, Siswa Autis SMA Muhammadiyah 1
Gresik Berprestasi, Juara Kompetisi Bidang Teknologi
RABU, 21 DEC 2016 13:01 | EDITOR : ADMIN
DEKAT: Yafi
Aldi Pranoto bersama Atik Anjarwati, guru pendamping kelas di SMA Muhammadiyah
1 Gresik. (Chusnul Cahyadi/Jawa Pos/JawaPos.com)
Keterbatasan kondisi bukanlah hambatan untuk berprestasi. Bagi Yafi Aldi
Pranoto yang menyandang autisme, kondisi itu justru melahirkan prestasi.
WAKTU sudah berjalan 15 menit. Yafi Aldi Pranoto bergegas masuk. Didampingi gurunya, Atik Anjarwati, Yafi berada di antara 40 siswa lain dari seluruh Jawa Timur, peserta lomba excell programming di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Remaja 16 tahun itu satu-satunya siswa berkebutuhan khusus. Yafi
tenang-tenang saja. Sebaliknya, Atik justru sangat khawatir. Dia sangat takut
Yafi kehilangan mood lomba. Kalau itu terjadi, gagal
akibatnya.
”Sudah telat,” ucap Yafi
sambil membetulkan letak kacamata. Lalu, dia melirik Atik. Masalah lain muncul.
Yafi tidak bisa mengerjakan soal dari panitia.
Remaja yang tinggal di
Jalan Manggis, Perumahan PT Petrokimia Gresik, tersebut lupa tidak membawa
laptop. ”Saya waktu itu dipinjami laptop panitia,” terang siswa kelas XI SMA
Muhammadiyah 1 Gresik tersebut ketika ditemui pada Jumat (16/12).
Ada dua soal tentang fungsi if. Semua harus terpecahkan dalam
60 menit. Soal fungsi if dalam program excel bisa
dikategorikan sebagai fungsi logika. Dibutuhkan konsentrasi tinggi untuk
memecahkan soal itu.
Sebagai satu-satunya
anak berkebutuhan khusus (ABK), Yafi semula tidak diperhitungkan. ”Ternyata,
dia bisa menyelesaikan soal paling awal daripada peserta lain,” ujar Atik.
Yafi unggul atas 40 peserta lain dalam event yang
berlangsung pada November 2016 tersebut. Menurut Atik, Yafi seperti punya
”dunia” sendiri. Ketika ditemui di ruang guru bimbingan konseling (BK), dia
terlihat leyeh-leyeh di sofa.
Tangan dan matanya gesit bermain games di komputer
tablet miliknya. Sebagian besar siswa lain sudah pulang. ”Nunggu salat
Jumat,” kata anak sulung di antara dua bersaudara pasangan Mariyanyto dan Dwi
Chandra itu.
Yafi adalah penyandang
autisme. Dia mengalami gangguan perkembangan saraf yang berdampak sulit dalam
interaksi sosial serta komunikasi. Di tengah keterbatasan itu, Yafi dinilai
memiliki potensi bidang eksakta maupun teknologi informasi.
Dia bisa berjam-jam
belajar matematika atau fisika. ”Lantaran (matematika dan fisika, Red)
menyenangkan,” ucapnya.
Komputer tablet seakan tidak pernah lepas dari Yafi. Khususnya games. Ketika
ada pertanyaan, games dihentikan sementara (pause). Dia
menjawab pertanyaan sekenanya, lalu kembali bermain games.
Karena itu, banyak guru yang kaget dan tidak percaya bila Yafi mampu meraih
predikat The Best Presentation Excell Programming antarsiswa
se-Jatim di ITS. Apalagi, olimpiade tersebut adalah kompetisi pertama Yafi.
”Seneng banget,” ujarnya, lalu kembali bermain games.
Di SMA Muhammadiyah 1 Gresik, Yafi merupakan satu di antara dua siswa ABK. Dia
paling gemar pada teknologi informasi. Ketika mood, semua
soal dilahap dengan cepat.
Terutama matematika, fisika, dan pemograman. ”Saya suka karena
menyenangkan,” tambah remaja yang bercita-cita sebagai programer tersebut.
Suasana hati (mood) paling menentukan bagi Yafi. Kalau
tidak mood, tidak ada yang bisa memaksa Yafi untuk menyelesaikan
pekerjaan sekolah. Guru pendamping sekolah atau orang tuanya sekali pun.
”Kalau nggak mood, ya kami bebaskan tidak
mengerjakan tugas,” kata Rudi Ihwono, guru IT di SMA Muhammadiyah.
Menurut Rudi, Yafi
memang berbeda dari siswa lain. Dalam mengerjakan soal-soal pelajaran, dia
kadang punya cara tersendiri.
Dia tidak menggunakan rumus yang diajarkan guru. ”Anehnya, dari rumus yang
dibuat Yafi, hasilnya sama. Kaget juga,” tegasnya. (*/c16/roz/sep/JPG)
- Referensi Berita Kesembilan
Siswa SDN Margorejo I Surabaya Berprestasi Storry Telling Bahasa Inggris
Rabu, 03 Agustus
2016 10:55:52 WIB
Reporter : Fahrizal
Tito

Surabaya (beritajatim.com) - Siswi kelas 5 SDN Margorejo I Surabaya, Adiba Cahya Khusna memiliki
prestasi yang luar biasa karena menguasai bidang mendongeng dan storry telling
dalam bahasa inggris dan juga pernah menjadi juara lomba storry telling yang
diadakan oleh salah satu tv swasta dalam pencarian adu bakat siswa.
Meski masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), namun Adiba juga memiliki mental baja karena ia juga mampu bersaing dengan 32 peserta lainnya dari 33 perwakilan provinsi dalam lomba mendongeng yang diadakan oleh Perpustakaan Nasional RI pada 14 Agustus mendatang.
“Memang dalam menguasai storry telling dan mendongeng ini memerlukan latihan yang intens, dan bisa membedakan suara para tokoh sesuai dengan karakternya, kemudian latihan tentang narasi sampai menyiapkan properti, pada pekan depan saya juga akan bertanding di Hotel Kartika Chandra, Jakarta untuk memperebutkan juara pada tingkat nasional”, tutur Adiba, Rabu (03/08/2016).
Meski masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), namun Adiba juga memiliki mental baja karena ia juga mampu bersaing dengan 32 peserta lainnya dari 33 perwakilan provinsi dalam lomba mendongeng yang diadakan oleh Perpustakaan Nasional RI pada 14 Agustus mendatang.
“Memang dalam menguasai storry telling dan mendongeng ini memerlukan latihan yang intens, dan bisa membedakan suara para tokoh sesuai dengan karakternya, kemudian latihan tentang narasi sampai menyiapkan properti, pada pekan depan saya juga akan bertanding di Hotel Kartika Chandra, Jakarta untuk memperebutkan juara pada tingkat nasional”, tutur Adiba, Rabu (03/08/2016).
Persiapannya pada lomba mendongeng
tingkat Nasional, ia sudah mempersiapkan dua materi cerita rakyat yang berbeda
dan menarik, yakni “Sawunggaling”, dan “Asal-Usul Kota Lumajang”.
"Pada kejuaraan nasional nanti, saya latihan di sekolah di dampingi dengan guru kesenian, kenapa mengambil cerita rakyat karena setiap daerah cerita rakyatnya mesti berbeda dan nantinya saya akan mengemasnya dengan bagus," kata Adiba.
Selanjunya, S.Pd.Kepala SDN Magorejo I Surabaya, Asri Sukariyani mengungkapkan prestasi Adiba berhasil menembus seleksi lomba mendongeng tingkat nasional itu membuat suatu kebanggan tersendiri bagi sekolah dan kotanya, karena keberhasilan seorang siswa dalam meriah sebuah cita-cita membutuhkan adanya dukungan dari semua pihak.
“Selama beberapa tahun, baru kali ini Surabaya berhasil lolos lomba mendongeng tingkat nasional serta mohon doa restunya”.
"Pada kejuaraan nasional nanti, saya latihan di sekolah di dampingi dengan guru kesenian, kenapa mengambil cerita rakyat karena setiap daerah cerita rakyatnya mesti berbeda dan nantinya saya akan mengemasnya dengan bagus," kata Adiba.
Selanjunya, S.Pd.Kepala SDN Magorejo I Surabaya, Asri Sukariyani mengungkapkan prestasi Adiba berhasil menembus seleksi lomba mendongeng tingkat nasional itu membuat suatu kebanggan tersendiri bagi sekolah dan kotanya, karena keberhasilan seorang siswa dalam meriah sebuah cita-cita membutuhkan adanya dukungan dari semua pihak.
“Selama beberapa tahun, baru kali ini Surabaya berhasil lolos lomba mendongeng tingkat nasional serta mohon doa restunya”.
Finalis lomba mendongeng,
tambahnya akan mendapat kesempatan khusus mengikuti upacara bendera dalam
peringatan HUT Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus mendatang di Istana
Negara.
Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan
Dasar Dispendik Dra. Eko Prasetyoningsih, M. Pd menyampaikan bahwa di Surabaya
pengembangan bakat dan potensi siswa dilakukan secara menyeluruh baik di bidang
akademik maupun non akademik.
“Kita akan terus mendorong para siswa-siswa berprestasi di Surabaya untuk meraih impiannya. Selain itu, semua siswa yang ada di kota Surabaya hendaknya juga bisa membuat kebanggan tersendiri dalam prestasi yang sesuai bakat dan potensi yang dimilikinya,” tandasnya. (ito/ted)
“Kita akan terus mendorong para siswa-siswa berprestasi di Surabaya untuk meraih impiannya. Selain itu, semua siswa yang ada di kota Surabaya hendaknya juga bisa membuat kebanggan tersendiri dalam prestasi yang sesuai bakat dan potensi yang dimilikinya,” tandasnya. (ito/ted)
- Referensi Berita Kesepuluh
Siswa SMAMDA II Sidoarjo Ciptakan Kaki Palsu Robot
Kamis, 02 Maret
2017 21:17:16 WIB
Reporter : M. Ismail

Sidoarjo
(beritajatim.com) - Merasa tergugah dengan kondisi keluarga
yang menyandang disabilitas, M Almas Bukhoruli siswa kelas X dan Widia Widati
siswi kelas lX Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah (SMAMDA) II Sidoarjo,
menciptakan kaki palsu robotik atau Robotik Prosthetic Limb.
Keunggulan dari kaki
robottik ini bisa ditekuk dengan data analog yang mampu mengirim sinyal ke paha
penyandang disabilitas. "Inspirasi kami ciptakan kaki palsu ini keluarga
bapak ada yang penyandang difabel," kata M. Almas Bukhoruli, Kamis
(2/3/2017).
Almas menyebutkan, dalam pembuatan kaki palsu robotik ini, dia mengeluarkan biaya sekitar Rp 3 juta hingga Rp 4 juta. Untuk produksi, hanya membutuhkan waktu tiga minggu. "Satu minggu untuk merakit elektroniknya, dan dua minggu untuk komponen kaki palsunya yang berbahan fibber," paparnya.
Almas menyebutkan, dalam pembuatan kaki palsu robotik ini, dia mengeluarkan biaya sekitar Rp 3 juta hingga Rp 4 juta. Untuk produksi, hanya membutuhkan waktu tiga minggu. "Satu minggu untuk merakit elektroniknya, dan dua minggu untuk komponen kaki palsunya yang berbahan fibber," paparnya.
Lebih jauh Almas menjelaskan,
untuk menjalankan kaki palsu robotik ini cukup mengunakan dengan bateri, dan
bisa bertahan sampai enam jam. "Kami menciptakan ini untuk masyarakat yang
ekonominya menengah ke bawah," imbuh Almas
Sementara itu Kepala
sekolah SMAMDA II Sidoarjo Wigatingsih menyatakan, sekolahnya terus mendukung
siswa siswi yang berprestasi. Dari kelas berapapun, karya anak didik akan selalu
didukung oleh pihak sekolah.
"Dan syukur karya
kaki palsu yang diciptakan Almas dan Widia, meraih juara III tingkat Nasional,
dan disiapkan mengikuti kejuaraan robotik di Thailand," kata
Wigatiningsih. [isa/but]
Komentar
Posting Komentar