10 Berita Media Online Tentang Siswa Berprestasi dan Program Unggulan Suatu Sekolah Sebagai Referensi Menulis Berita

Senin, 8 Mei 2017. Saya mendapatkan tugas UAS untuk membuat berita dengan cara liputan di suatu sekolah. Sebelum menyusun dan membuat berita tersebut, saya harus mencari beberapa referensi berita dari media online tentang pendidikan yang menceritakan tentang siswa berprestasi dan program unggulan suatu sekolah. Di bawah ini adalah referensi-referensi berita yang saya temukan.
  • Referensi Berita Pertama

Jumat , 26 May 2017, 15:23 WIB
Dua SMK Telkom Juara Lomba Kompetensi Siswa 2017
Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Agung Sasongko
viruscerdas.com
Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK/Ilustrasi

Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK/Ilustrasi
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- SMK Telkom Purwokerto dan SMK Telkom Jakarta berhasil meraih juara dalam Lomba Kompetensi Siswa (LKS) 2017 yang diadakan Kemendikbud. Kedua SMK yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) ini menjuarai lomba dalam kategori Telecom Distribution Technology.

 SMK Telkom Purwokerto yang diwakili oleh Puji Apriyanto berhasil meraih juara 1 dengan perolehan skor nyaris sempurna yaitu sebesar 99. Sementara SMK Telkom Jakarta yang diwakili oleh Ardiansyah Eka Sakti juga berhasil membawa pulang piala juara ke-3 dengan total perolehan skor sebesar 79.

Puji dan Ardiansyah berhasil menang setelah merangkai sebuah alat layanan telekomunikasi menggunakan fiber optik dengan hasil akhirnya yaitu layanan fiber optik yang dirancang dapat berjalan dengan baik. Penilaian lomba didasarkan pada dua kriteria yaitu kompetensi jaringan akses dan kompetensi customer premises equipment (CPE) yang ditentukan oleh tiga juri yang berasal dari kalangan industri dan kalangan akademisi.

Kepala Sekolah SMK Telkom Purwokerto Widyatmoko mengatakan, SMK Telkom Purwokerto langsung ditunjuk oleh pihak provinsi sebagai perwakilan untuk mengikuti LKS tahun ini. SMK Telkom Purwokerto lalu mengadakan seleksi kepada murid untuk dijadikan perwakilan dan menjalani persiapan lomba.
“Persiapan lomba itu disiapkan selama tiga bulan. Setelah kisi-kisi lomba dari panitia keluar, maka guru beserta tim langsung mempersiapkan siswa untuk menghadapi lomba,” ujarnya dalam siaran persnya, Jumat, (26/5).
Melalui kemenangan ini, ujar  Widyatmoko, pihaknya berharap dapat menjadi dorongan bagi SMK Telkom Purwokerto  untuk terus berprestasi di lomba-lomba yang lain. "Saya harap lomba-lomba dapat terus diikuti baik lomba akademik maupun non akademik sehingga dapat memperkuat posisi SMK Telkom Purwokerto sebagai SMK Telematika terbaik di Jawa Tengah," katanya.

SMKN Bali Mandara Lahirkan Siswa Berprestasi Tingkat Nasional


  • Referensi Berita Kedua
Penulis Gede Sumberta -
https://i2.wp.com/beritadewata.com/wp-content/uploads/2017/05/IMG_20170521_223958.jpg?resize=439%2C336&ssl=1

Komang Aji Tegak Sidiman, siswa SMKN Bali Mandara
BeritaDewata.com, Buleleng – SMK Negeri Bali Mandara merupakan sekolah layanan khusus yang didirikan tanggal 2 Desember 2013 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bali No. 2502/03-A/HK/2013.
Sekolah Pemerintah Provinsi Bali ini mulai beroprasi pada Bulan Juli 2015 dengan mengembangkan tiga kompetensi keahlian, yakni (1) Teknik Kendaraan Ringan, (2) Teknik Komputer Jaringan, (3) Teknik Gambar Bangunan
Pemerintah Provinsi Bali menyiapkan bantuan pendidikan penuh untuk memberikan akses pendidikan kepada putra-putri Bali yang berpotensi untuk maju dan berasal dari keluarga ekonominya menengah ke bawah.
Sekolah yang menggunakan sistem kehidupan berasrama ini menerapkan Kurikulum 2006 diperkaya dengan kompetensi dalam muatan kurikulum Politeknik Negeri Bali yang dalam pembelajaran diampu langsung oleh Dosen Politeknik Negeri Bali.
Untuk mengembangkan potensi peserta didik secara maksimal, ada beberapa program akademik yang dikembangkan yakni orasi, silent reading (membaca buku selain buku pelajaran selama 30 menit), Kelompok Siswa Penggemar Matapelajaran (KSPM), moving class, dan foundation, serta ujian internasional IGCSE atau A/As Level.
Di samping semua program tersebut, terdapat juga ujian kompetensi kejuruan. Selain fokus pada kegiatan akademik, sekolah juga melaksanakan kegiatan nonakademik meliputi program kerohanian, ekstrakurikuler (wajib 1: Pramuka/kesemaptaan, wajib 2: marchingband, tabuh dan KIR, Wajib 3: Nela diri atau olahraga pilihan (sepakbola, basket dan bola volly) serta ekstra pilihan di luar ekstra wajib seperti tari Bali, dan nyurat lontar.
Kegiatan nonakademik lainnya meliputi program pathway to Ieaderpreneurship (PTL) yang meliputi Pelatihan kepemimpinan (seminar, OSIS, kesemaptaan), pelatihan enterprenuership, enterprenuership club (UPJ masing-masing program studi), eco-school (pembuatan bio farm grha, budidaya lele, composting), student project exebition, dan kindness campaign (siswa terjun dalam kehidupan masyarakat untuk memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat setempat).
SMKN Bali Mandara yang berlokasi di Desa Kubutambahan Kecamatan Kubutambahan/Kabupaten Buleleng memang bukan sekolah sembarang sekolah yang ada di Kabupaten Buleleng. Tenryata label sekolah unggulan di Bali ini bukan sekedar slogan belaka. Tetapi para siswa di SMKN Bali Mandara benar-benar membuktikan kehebatan mereka sebagai sekolah high class di Bali.
Pada tahun 2017 terbukti anak didik di SMKN Bali Mandara yang bernama Komang Aji Tegak Sidiman kian memperkuat citra dan kualitas SMKN Bali Mandara yang dipelopori Pemprov Bali melalui Gubernur Bali Made Mangku Pastika itu. Komang menjadi duta Bali sebagai anggota Paskibraka yang akan tampil pada upacara HUT Proklamasi RI di Istana Negara Jakarta tanggal 17 Agustus 2017 mendatang.
Bagaimana kisah Komang Aji bisa tembus kepasukan “elite” yang menjadi impian setiap pemuda di Republik ini?. Seorang siswa sepertinya tidaklah mudah untuk masuk ke Istana Negara. Komang harus berjuang sekuat tenaga untuk bisa menembus tiga tahap seleksi selama tiga hari penuh. Prestasi yang diraih dalam menjalani beberapa ujian Komang Aji mengalahkan 96 siswa se-Bali.
“Saya senang bisa mewakili Buleleng dan Bali ke ajang Tingkat Nasional. Saya tidak menyangka akan mengemban tugas ini untuk mewakili Bali. Saya berjanji, akan berusaha untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan terbaik,” ungkap Komang Aji ditemui di Sekolah Bali Mandara, Minggu 21/5/2017.
Tetapi Aji tidak sendirian ada dari bagian Putri, yakni seorang siswi di SMAN 1 Pekutatan, Kabupaten Jembrana bernama Natalia Putri ikut lolos seleksi menemani Komang Aji.
  •  Referensi Berita Ketiga

Siswa Labschool Unesa raih juara Olimpiade Matematika di China

Pewarta: 
Surabaya (ANTARA News) - Dua siswa kelas V SD Labschool Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yakni Wijaksara Apthaluhung dan Kanaya Ramadhani menyabet juara dalam lomba Olimpiade Matematika Internasional bertajuk "International Mathematics Wizard Challenge" (IMWiC) di Xiamen, China 20-23 Mei lalu.
Dalam lomba yang diikuti 500 peserta dari empat negara yaitu China, Filipina, Thailand dan Indonesia itu, Wijaksara Apthaluhung menyabet mendali emas, sedangkan Kanaya Ramadhani menyabet "Best Overall Champion Grade File".

Ditemui di Surabaya, Jumat, Luhung, sapaan akrab Wijaksara Aptaluhung mengatakan, emas yag diraihnya dalam lomba kali ini adalah medali ketiga yang ia dapat. Sebelumnya dirinya juga mendapatkan medali perunggu dalam olimpiade serupa yang digelar di Filipina dan Singapura.

"Dalam lomba itu saya harus menjawab 17 soal dalam 75 menit dan tidak menemui kendala karena sebelumnya saya telah menerima pembekalan, baik di rumah maupun di sekolah dan di Bogor oleh Presiden Direktur Klinik Pendidikan MIPA, Raden Ridwan Hasan Saputra selama lima hari," paparnya.
Luhung menambahkan, selain pembekalan, dirinya juga mempelajari lagi soal-soal tersebut sebelum lomba dimulai. Alhasil Luhung tak mengalami banyak kendala saat lomba.

"Yang dipelajari ada yang keluar ada juga yang tidak. Tapi soal ini lebih mudah dibanding soal yang ketika lomba di Filipina dan Singapura kemarin," ujarnya.
Dia menjelaskan, dalam olimpiade tersebut, tiap soal mendapat nilai yang berbeda. Ada lima soal yang mempunyai poin empat, 10 soal poin enam, dan dua soal poin 10.

Sementara itu, Direktur Labschool Unesa Alimufi Arief mengatakan bangga akan prestasi yang diraih oleh siswanya tersebut. Dia menyatakan, prestasi yang didapat kedua siswanya tersebut sesuai dengan visi yang diusung oleh sekolahnya dalam mewujudkan siswa yang berprestasi internasional.
"Ini membuktikan bahwa lulusan SD Labschool mempunyai prestasi unggul. Itu terbukti dari apa yang mereka dapat melawan 500 anak dari empat negara itu," ujarnya.

Dia mengatakan, atas prestasi yang didapat kedua siswanya, pihak Yayasan Dharma Wanita Unesa yang menaungi SD Labschool Unesa memberikan penghargaan berupa dana kepada mereka.

"Memang dana itu tidak besar, tapi ini merupakan suatu komitmen dari kami untuk memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi baik di tingkat internasional maupun nasionl," ucapnya.
Dengan hasil yang diraih kedua, Alimufi mendorong siswa-siswanya yang lain untuk mengikuti jejak Luhung dan Kanaya dalam berprestasi entah itu di tingkat nasional dan internasional.
Editor: B Kunto Wibisono
  •  Referensi Berita Keempat
Senin 15 Mei 2017, 13:26 WIB

Semangat Kayla Ikut UN SD di Soreang Bandung Meski Lumpuh

Wisma Putra - detikNews
Semangat Kayla Ikut UN SD di Soreang Bandung Meski Lumpuh

Kayla Maylani (12) duduk di kursi barisan pertama.
 Foto: Wisma Putra
Jakarta - Kayla Maylani (12) duduk di kursi barisan pertama sebelah kiri di salah satu ruang ujian. Siswi SDN Cibogor 1 Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, itu tetap semangat ikut hari pertama Ujian Nasional (UN) meski kondisinya lumpuh.

Sejak usia tatu yahun, Kayla mengidap osteoporosis dini atau pengeroposan tulang. Kondisi tersebut membuat ia tidak mampu berjalan.
Kayla dipangku ayahnya, Yeyep Tedi Setiadi (40), menuju ruang 03 di gedung sekolah tersebut. Bocah perempuan itu lalu menempati bangku ujian. Berbeda dengan murid lainnya, Kayla harus duduk di bangku khusus yang dilapisi bantal agar bokong tidak terasa sakit.

Di bangku itu, dalam tengat waktu dua jam terhitung dari Pukul 08.00-10.00 WIB, Kayla dapat menuntaskan soal UN mata pelajaran Bahasa Indonesia sebelum waktu yang ditentukan habis.

Usai ujian, Kayla digendong oleh ibunya, Heni Herawati (44), keluar ruangan. "Kayla sehatdan bisa mengikuti UN. Tidak kerasa sudah mau masuk SMP lagi," kata Hera kepada detikcom di SDN Cibogor 1 Soreang, Jalan Raya Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (15/5/2017).
Demi memberi semagat kepada anaknya itu, Hera harus cuti selama tiga hari. "Saya bekerja di Kemenag Baleendah, ambil cuti demi menyemangati Kayla. Biasanya sehari-hari Kayla diantarkan kakeknya," tutur Hera.
Kayla tersenyum. Ia mengaku tidak kesulitan menjawab seluruh pertanyaan berjumlah 50 soal berupa plihan pilihan ganda. "Alhamdullilah, ngerjain soalnya lancar dan selesai sebelum waktu yang ditentukan," ucap Kayla.
Seabreg persiapan dilakoni Kayla jauh hari sebelum UN. "Belajar setiap hari, latihan soal, les bimbel seminggu sekali dan belajar melalui aplikasi online. Semoga mendapatkan nilai yang memuaskan, setelah lulus nanti saya mau melanjutkan ke SMPN Negeri 1 Soreang," ujar Kayla.
Kayla salah satu siswi berprestasi di SDN Cibogor 1 Soreang. Setiap kenaikan kelas Kayla selalu mendapat ranking satu. Meski setiap hari harus digendong ke sekolah, semangat Kayla menjadi inspirasi teman-temannya.
"Pelaksanaan UN hari pertama dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia di SDN Cibogor 1 Soreang dan diikuti sebanyak 54 siswa berjalan lancar," kata Kepala Sekolah SDN Cibogor 1 Soreang Amir Sumantarya.
Amir mengungkapkan, dari jumlah siswa yang mengikuti UN, Kayla yang banyak mencuri perhatian. Kendati Kayla lumpuh dan tidak bisa berjalan, kegigihan Kayla melebihi siswa lainnya.
"Saya sangat mengapresiasi semangatnya selama Kayla sekolah. Meski setiap hari harus digendong ibu, ayah atau kakeknya, Kayla tetap semangat dan tidak pernah sedikitpun mengeluh dengan kondisi fisiknya," tutur Amir. 
(bbn/bbn)
  •  Referensi Berita Kelima
Kado Manis di Hardiknas, Pelajar Lamongan Raih Perak di Rumania
Eko Sudjarwo - detikNews
Kado Manis di Hardiknas, Pelajar Lamongan Raih Perak di Rumania

Foto: Eko Sudjarwo
Lamongan - Dua pelajar SMAN 1 Lamongan mewakili Indonesia mendapat medali perak di ajang International Science Project Olympiad (ISPO) di Rumania, berkat aplikasi berbasis Android untuk mendeteksi tempat sampah. Prestasi ini sebagai kado di Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). 
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jatim di Lamongan, Sun'ah mengaku dua pelajar berprestasi itu Muhammad Luthfi dan Shylvia Cholifatus Sholihah. "Kami baru mendapatkan kabar tadi malam dan ini adalah kado terindah untuk Hari pendidikan Nasional," kata Sun'ah kepada wartawan di Alun-Alun Lamongan usai upacara hardiknas, Selasa (2/5/2017).

Sun'ah mengaku 2 pelajar SMAN 1 Lamongan ini sebelumnya telah meraih medali emas di ajang ISPO tingkat nasional. Sebelum berangkat ke Rumania, terang Sun'ah, 2 pelajar ini juga sudah meminta doa restu kepada bupati Lamongan dan Kepala Dinas Pendidikan propinsi Jatim. 
"Mereka membuat aplikasi berbasis android yang bisa dimanfaatkan untuk mempertebal perilaku hidup bersih dan memanfaatkan teknologi untuk mempermudah cara berperilaku hidup bersih," terangnya. 
Salah satu dari 2 pelajar ini, M Lutfi mengaku aplikasi ini bermula dari keinginan selalu menerapkan perilaku hidup bersih. Mereka membuat aplikasi software di android untuk melacak lokasi tempat sampah dan mendeteksi tempat sampah sudah penuh atau yang masih kosong. 

Lutfi menjelaskan, dengan menggunakan aplikasi itu, maka para siswa-siswi tak perlu lagi merasa susah untuk mencari tempat sampah. Menurutnya, di tempat sampah yang telah dilengkapi sensor dan peralatan ini akan mempermudah untuk membuang sampah. 

"Untuk membuat aplikasi ini, hanya bermodalkan beberapa peralatan saja diantaranya adalah tempat sampah, sensor ultrasonic HCSR04, adreno uno, modem wifi, dan powerbank," terangnya. 

Sementara Bupati Lamongan, Fadeli juga mengaku bangga karena pelajar Lamongan telah berhasil mengharumkan di tingkat nasional dan internasional. Untuk menunjukkan kebanggaan tersebut, Fadeli bahkan menghadiahkan penghargaan kepada 2 pelajar berprestasi ini. "Kami bangga dan memberi apresiasi tinggi karena pelajar Lamongan bisa mengharumkan nama bangsa di ajang tingkat internasional," kata Fadeli. 
(fat/fat)

  •  Referensi Berita Keenam
Jumat 19 Mei 2017, 11:19 WIB

Pelajar Berprestasi

Ini Motor Damkar Mini Kreasi Siswa SMKN 1 Sambeng Lamongan

Eko Sudjarwo - detikNews
Ini Motor Damkar Mini Kreasi Siswa SMKN 1 Sambeng Lamongan

Foto: Eko Sudjarwo
Lamongan - Peristiwa kebakaran yang pernah melanda sekolah-sekolah rupanya menelurkan inspirasi untuk merakit motor tiga roda menjadi mini motor pemadam kebakaran. 

Apa yang dilakukan para siswa SMKN 1 Sambeng ini patut mendapat acungan jempol. Dalam waktu kurang dari 2 bulan, mereka berhasil merakit motor roda 3 menjadi motor pemadam kebakaran mini secara manual dan tanpa bantuan peralatan yang canggih. Kini, hasil kreasi pelajar SMKN 1 Sambeng ini menjadi produk unggulan sekolah tersebut.

Kepala SMKN 1 Sambeng, Suwito mengatakan, ide awal pembuatan motor damkar mini ini dipilih 

karena peristiwa kebakaran yang pernah terjadi di sekolahnya beberapa waktu lalu. Motor damkar mini ini, kata Suwito, bisa dimanfaatkan untuk menanggulangi kebakaran sejak dini. Sehingga api yang belum begitu besar bisa dipadamkan sebelum merembet ke bangunan lain. 
"Saat itu kebakaran besar yang menghanguskan 1 ruang, unit komputer dan laptop serta seisi ruangan karena mobil damkar lama menjangkau ke sekolah saat kejadian," kata Kasek Suwito kepada wartawan, Jumat (19/5/2017).

Suwito menambahkan, motor damkar mini rakitan ini tidak kalah dengan buatan pabrik meski dibuat secara manual dengan peralatan terbatas. Mereka, aku Suwito, baru pertama kali diajarkan merakit sepeda motor roda tiga bekas, yang kemudian dirakit secara manual oleh siswa. Perakitan motor, lanjut Suwito, dimulai dari memasang mesin di rangka, bodi, hingga menjadi sepeda motor damkar mini. 
"Satu per satu komponen detail dipasang dan dirangkai dengan kuat," tutur Suwito sambil menambahkan setelah itu perakitan dilanjutkan dengan pemasangan tangki dengan mesin pendorong kompresor. 
Motor damkar mini itu, jelas Suwito, memiliki spesifikasi dimensi isi tabung 750 liter dengan berat penuh 1.000 Kg, panjang selang 20 meter dan waktu penyemprotan 5-10 menit untuk 750 liter air. Sepeda motor damkar mini rakitan para siswa ini berkapasitas mesin 200 cc.

Suwito mengklaim, motor damkar mini tidak kalah dengan buatan pabrik meski dibuat secara manual dengan peralatan terbatas. Bahkan motor damkar mini itu akan diproduksi secara masal dan dipasarkan di wilayah lamongan dengan harga Rp 25-35 juta per unit. 

Dia berharap, dengan motor damkar mini ini akan membantu mobil pemadam kebakaran yang ada di Lamongan yang letaknya jauh dari jalan besa. Karena dengan memanfaatkan motor damkar mini ini akan dapat lebih cepat ke lokasi dan bisa masuk ke perkampungan atau gang sempit. 
"Diharapkan penguasaan keterampilan merakit motor damkar mini itu bisa menjadi bekal siswa terjun ke dunia industri," harapnya. (fat/fat)
  •  Referensi Berita Ketujuh
Nabilatul Fadilah, Siswa Tunarungu Multitalenta Segudang Prestasi
RABU, 05 APR 2017 16:20 | EDITOR : SURYO EKO PRASETYO
SELALU BERSEMANGAT: Nabila mengerjakan kerajinan dari stoples bekas pada Selasa (4/4) di ruang bimbingan konseling SMAN 1 Gedangan, Sidoarjo.

SELALU BERSEMANGAT: Nabila mengerjakan kerajinan dari stoples bekas pada Selasa (4/4) di ruang bimbingan konseling SMAN 1 Gedangan, Sidoarjo. (Firma Zuhdi Al Fauzi/Jawa Pos/JawaPos.com)

Nabila adalah penyandang tunarungu. Keterbatasan itu tidak menghalanginya untuk terus berkarya. Beragam keterampilan dijajalnya. Hasilnya, banyak prestasi yang diraihnya. Mulai tingkat kabupaten hingga nasional. Yang perlu dicatat, semua itu bukan dalam satu bidang saja.
Nabilatul Fadilah menunduk. Fokus pada stoples-stoples dari plastik di hadapannya. Tangan kanannya memegang lem tembak. Kemarin (4/4) di ruang bimbingan konseling SMAN 1 Gedangan, Nabila sedang memoles stoples plastik bekas menjadi barang yang bernilai seni.
Stoples plastik dari bekas tempat sosis maupun permen tersebut dia lapisi dengan kain penghias. Setelah itu, ditambahkan manik-manik. Tampilan stoples-stoples itu kini terkesan lebih mewah. Terlihat lebih ”pantas” diletakkan di ruang tamu rumah sebagai tempat camilan.
Membuat karya seni menggunakan barang yang sudah tidak terpakai tadi menjadi salah satu rutinitas Nabila untuk mengembangkan kreativitasnya. Selain stoples, biasanya dia membuat beragam kerajinan lain. Misalnya, tempat tisu dari kardus bekas. Ada juga tempat untuk meletakkan gelas air dan lampion.
”Saya baru mulai membuat kerajinan saat duduk di bangku SMA untuk kebutuhan sendiri. Beberapa (produk, Red) juga siap dijual,” tulisnya pada notes handphone miliknya, lalu ditunjukkan kepada Jawa Pos. Begitulah cara Nabila berkomunikasi dengan sebagian besar orang. Maklum, selain tidak bisa mendengar, siswi kelas XII IPS 3 SMAN 1 Gedangan itu tidak bisa berbicara.
Dibantu dengan catatan di handphone, Nabila mulai bercerita. Sebelum membuat karya dari barang bekas, Nabila lebih banyak menulis. Hobinya sejak duduk di bangku TK Karya Mulia Surabaya memang menulis. Bahkan, saat TK, dia pernah mengikuti lomba menulis.
”Diajari menulis oleh bapak. Dulu waktu TK, masih sering dikoreksi tata bahasanya. SD kelas 1 juga masih dikoreksi. Tapi, lama-lama sudah tidak dikoreksi lagi karena susunannya sudah benar,” tutur anak pasangan Liek Mustoko dan Tati Sri Rahayu itu.
Di sela-sela rutinitasnya berlatih menulis, sejak TK dia hobi menggambar dan mewarnai. Bahkan, pada Mei 2004, dia pernah meraih juara harapan I lomba mewarnai dalam rangka HUT Kota Surabaya. ”Itu trofi pertama yang saya dapat,” ucap gadis yang tinggal di Desa Magersari tersebut. Setelah itu, dia terus mengukir prestasi dalam beberapa kompetisi mewarnai lainnya. Mulai tingkat kelurahan hingga kabupaten.
Sejumlah kompetisi kaligrafi juga dia menangi. Misalnya, menjadi juara (peringkat I) lomba kaligrafi Kecamatan Gayungsari, Surabaya, pada 2010 dan juara lomba kaligrafi tingkat Kotamadya Surabaya pada 2011.
Selain prestasi di bidang seni, gadis kelahiran Sidoarjo, 6 September 1998, itu punya prestasi di bidang olahraga. Pada 2011, dia meraih peringkat III kejuaraan tenis meja bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) se-Surabaya. Itu merupakan prestasi tenis meja pertamanya.
Setelah itu, beragam prestasi tenis meja lainnya diraihnya. Misalnya, juara (peringkat I) tenis meja putri pada kompetisi Paralympic Games Se-Jawa Timur pada 2012. Pada 2013, dia menjadi runner-up. ”Kalau lomba tenis meja tingkat Surabaya, sudah sering,” ucapnya.
Walaupun sering fokus berlatih tenis meja, prestasinya dalam dunia menggambar dan mewarnai masih berlanjut. Pada 2012 dan 2013, dia pernah memperoleh gelar juara pada kompetisi-kompetisi menggambar se–Kota Surabaya. ”Tahun 2014 menjadi juara 1 lagi untuk cabor (cabang olahraga, Red) tenis meja putri dalam kompetisi paralympic di Jawa Timur,” ucap Nabila. Dia memang banyak mengikuti perlombaan di Surabaya karena menempuh pendidikan SD–SMP di Surabaya. Yaitu, SDN Percobaan Surabaya dan SMPN 36 Surabaya.
Bagi Nabila, tiada hari tanpa berkarya. Setiap hari menjadi hari baik untuk melatih dan meningkatkan kemampuan diri. ”Yang penting terus berprestasi. Dulu waktu SD juga pernah menang lomba fashion show. Lomba tari juga pernah ikut,” ucapnya. ”Tetap rutin menulis juga. Pernah jadi 10 penulis terbaik saat duduk di kelas VIII SMP dulu,” tambahnya.
Dia pernah mencoba menggunakan alat bantu dengar. Namun, dia malah merasa pusing karena hanya menimbulkan suara yang terlalu bising. Banyak suara yang masuk ke telinganya. ”Saya enggak kuat. Jadi, saya pilih untuk tidak menggunakannya,” ucapnya. Bagi yang sudah kenal, saat berbicara dengan Nabila, mereka akan memelankan gerak bibir sehingga bisa terbaca apa yang diomongkan. Itu juga salah satu cara komunikasi yang cukup efektif dengan Nabila.
Nabila tidak pernah merasa minder. Malah, teman-teman Nabila terbilang banyak. Dia akrab dengan siapa saja. Malah, ada temannya yang normal sempat iri dengan Nabila karena bisa punya banyak teman. ”Tentang anak ini (temannya yang normal, Red), saya tulis kisahnya dan saya ikutkan kompetisi,” ujarnya.
Kompetisi tersebut diselenggarakan Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Desember 2016. Pesertanya bukan hanya anak berkebutuhan khusus (ABK), melainkan juga yang normal. Hasilnya sangat mengejutkan sekaligus membanggakan. Tulisan karya Nabila yang berjudul Temanku yang Istimewa itu meraih runner-up.
Rukmini Ambarwati, guru pendamping Nabila, menceritakan, tulisan Nabila memang bagus. Karena itu, sejak awal Ambar yakin Nabila pasti menang. Kebetulan, ada kejadian laptop milik Nabila rusak sebelum mengikuti lomba tersebut. ”Saya suruh dia untuk ikut kompetisi itu. Akhirnya, dia menang dan dapat laptop baru,” ucapnya, lantas tersenyum.
Saat membaca tulisan Nabila, Ambar mengaku sampai menangis terharu. ”Di awal tulisannya itu, dia sudah menyebut dan mengakui bahwa dirinya tunarungu dan dirinya bersyukur,” jelas Ambar. ”Dia (Nabila) memang layak menang. Anak ini istimewa pokoknya. IQ-nya saja 120. Kami tes dua kali tetap 120,” jelas Ambar.
Nabila berharap bisa mencetak seluruh tulisannya menjadi buku. ”Sekarang masih sibuk mempersiapkan diri untuk kuliah dulu. Ingin mengambil jurusan desain komunikasi visual di Universitas Negeri Surabaya,” terangnya.
Menurut Nabila, bagi anak tunarungu, dunia memang terasa sepi. Namun, itu tidak boleh sampai membuat putus asa. Dia meyakini setiap manusia pasti memiliki kelemahan dan kelebihan. ”Teruslah berkarya dan berprestasi,” tegas Nabila. (*/c6/pri/sep/JPG)
  •  Referensi Berita Kedelapan
Yafi Aldi Pranoto, Siswa Autis SMA Muhammadiyah 1 Gresik Berprestasi, Juara Kompetisi Bidang Teknologi
RABU, 21 DEC 2016 13:01 | EDITOR : ADMIN
DEKAT: Yafi Aldi Pranoto bersama Atik Anjarwati, guru pendamping kelas di SMA Muhammadiyah 1 Gresik.

DEKAT: Yafi Aldi Pranoto bersama Atik Anjarwati, guru pendamping kelas di SMA Muhammadiyah 1 Gresik. (Chusnul Cahyadi/Jawa Pos/JawaPos.com)
Keterbatasan kondisi bukanlah hambatan untuk berprestasi. Bagi Yafi Aldi Pranoto yang menyandang autisme, kondisi itu justru melahirkan prestasi.

WAKTU sudah berjalan 15 menit. Yafi Aldi Pranoto bergegas masuk. Didampingi gurunya, Atik Anjarwati, Yafi berada di antara 40 siswa lain dari seluruh Jawa Timur, peserta lomba excell programming di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Remaja 16 tahun itu satu-satunya siswa berkebutuhan khusus. Yafi tenang-tenang saja. Sebaliknya, Atik justru sangat khawatir. Dia sangat takut Yafi kehilangan mood lomba. Kalau itu terjadi, gagal akibatnya.
”Sudah telat,” ucap Yafi sambil membetulkan letak kacamata. Lalu, dia melirik Atik. Masalah lain muncul. Yafi tidak bisa mengerjakan soal dari panitia.
Remaja yang tinggal di Jalan Manggis, Perumahan PT Petrokimia Gresik, tersebut lupa tidak membawa laptop. ”Saya waktu itu dipinjami laptop panitia,” terang siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Gresik tersebut ketika ditemui pada Jumat (16/12).
Ada dua soal tentang fungsi if. Semua harus terpecahkan dalam 60 menit. Soal fungsi if dalam program excel bisa dikategorikan sebagai fungsi logika. Dibutuhkan konsentrasi tinggi untuk memecahkan soal itu.
Sebagai satu-satunya anak berkebutuhan khusus (ABK), Yafi semula tidak diperhitungkan. ”Ternyata, dia bisa menyelesaikan soal paling awal daripada peserta lain,” ujar Atik.
Yafi unggul atas 40 peserta lain dalam event yang berlangsung pada November 2016 tersebut.  Menurut Atik, Yafi seperti punya ”dunia” sendiri. Ketika ditemui di ruang guru bimbingan konseling (BK), dia terlihat leyeh-leyeh di sofa.
Tangan dan matanya gesit bermain games di komputer tablet miliknya. Sebagian besar siswa lain sudah pulang. ”Nunggu salat Jumat,” kata anak sulung di antara dua bersaudara pasangan Mariyanyto dan Dwi Chandra itu.
Yafi adalah penyandang autisme. Dia mengalami gangguan perkembangan saraf yang berdampak sulit dalam interaksi sosial serta komunikasi. Di tengah keterbatasan itu, Yafi dinilai memiliki potensi bidang eksakta maupun teknologi informasi.
Dia bisa berjam-jam belajar matematika atau fisika. ”Lantaran (matematika dan fisika, Red) menyenangkan,” ucapnya.
Komputer tablet seakan tidak pernah lepas dari Yafi. Khususnya games. Ketika ada pertanyaan, games dihentikan sementara (pause). Dia menjawab pertanyaan sekenanya, lalu kembali bermain games.
Karena itu, banyak guru yang kaget dan tidak percaya bila Yafi mampu meraih predikat The Best Presentation Excell Programming antarsiswa se-Jatim di ITS. Apalagi, olimpiade tersebut adalah kompetisi pertama Yafi.
Seneng banget,” ujarnya, lalu kembali bermain games. Di SMA Muhammadiyah 1 Gresik, Yafi merupakan satu di antara dua siswa ABK. Dia paling gemar pada teknologi informasi. Ketika mood, semua soal dilahap dengan cepat.
Terutama matematika, fisika, dan pemograman. ”Saya suka karena menyenangkan,” tambah remaja yang bercita-cita sebagai programer tersebut.
Suasana hati (mood) paling menentukan bagi Yafi. Kalau tidak mood, tidak ada yang bisa memaksa Yafi untuk menyelesaikan pekerjaan sekolah. Guru pendamping sekolah atau orang tuanya sekali pun.
”Kalau nggak mood, ya kami bebaskan tidak mengerjakan tugas,” kata Rudi Ihwono, guru IT di SMA Muhammadiyah.
Menurut Rudi, Yafi memang berbeda dari siswa lain. Dalam mengerjakan soal-soal pelajaran, dia kadang punya cara tersendiri.
Dia tidak menggunakan rumus yang diajarkan guru. ”Anehnya, dari rumus yang dibuat Yafi, hasilnya sama. Kaget juga,” tegasnya. (*/c16/roz/sep/JPG)
  •  Referensi Berita Kesembilan
Siswa SDN Margorejo I Surabaya Berprestasi Storry Telling Bahasa Inggris
 Rabu, 03 Agustus 2016  10:55:52 WIB
Reporter : Fahrizal Tito
Siswa SDN Margorejo I Surabaya Berprestasi Storry Telling Bahasa Inggris

Surabaya (beritajatim.com) - Siswi kelas 5 SDN Margorejo I Surabaya, Adiba Cahya Khusna memiliki prestasi yang luar biasa karena menguasai bidang mendongeng dan storry telling dalam bahasa inggris dan juga pernah menjadi juara lomba storry telling yang diadakan oleh salah satu tv swasta dalam pencarian adu bakat siswa.

Meski masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), namun Adiba juga memiliki mental baja karena ia juga mampu bersaing dengan 32 peserta lainnya dari 33 perwakilan provinsi dalam lomba mendongeng yang diadakan oleh Perpustakaan Nasional RI pada 14 Agustus mendatang.

“Memang dalam menguasai storry telling dan mendongeng ini memerlukan latihan yang intens, dan bisa membedakan suara para tokoh sesuai dengan karakternya, kemudian latihan tentang narasi sampai menyiapkan properti, pada pekan depan saya juga akan bertanding di Hotel Kartika Chandra, Jakarta untuk memperebutkan juara pada tingkat nasional”, tutur Adiba, Rabu (03/08/2016).
Persiapannya pada lomba mendongeng tingkat Nasional, ia sudah mempersiapkan dua materi cerita rakyat yang berbeda dan menarik, yakni “Sawunggaling”, dan “Asal-Usul Kota Lumajang”.

"Pada kejuaraan nasional nanti, saya latihan di sekolah di dampingi dengan guru kesenian, kenapa mengambil cerita rakyat karena setiap daerah cerita rakyatnya mesti berbeda dan nantinya saya akan mengemasnya dengan bagus," kata Adiba.

Selanjunya, S.Pd.Kepala SDN Magorejo I Surabaya, Asri Sukariyani mengungkapkan prestasi Adiba berhasil menembus seleksi lomba mendongeng tingkat nasional itu membuat suatu kebanggan tersendiri bagi sekolah dan kotanya, karena keberhasilan seorang siswa dalam meriah sebuah cita-cita membutuhkan adanya dukungan dari semua pihak.

“Selama beberapa tahun, baru kali ini Surabaya berhasil lolos lomba mendongeng tingkat nasional serta mohon doa restunya”.
Finalis lomba mendongeng, tambahnya  akan mendapat kesempatan khusus mengikuti upacara bendera dalam peringatan HUT Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus mendatang di Istana Negara.
Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dispendik Dra. Eko Prasetyoningsih, M. Pd menyampaikan bahwa di Surabaya pengembangan bakat dan potensi siswa dilakukan secara menyeluruh baik di bidang akademik maupun non akademik.

“Kita akan terus mendorong para siswa-siswa berprestasi di Surabaya untuk meraih impiannya. Selain itu, semua siswa yang ada di kota Surabaya hendaknya juga bisa membuat kebanggan tersendiri dalam prestasi yang sesuai bakat dan potensi yang dimilikinya,” tandasnya. (ito/ted)
  •  Referensi Berita Kesepuluh
Siswa SMAMDA II Sidoarjo Ciptakan Kaki Palsu Robot
 Kamis, 02 Maret 2017  21:17:16 WIB
Reporter : M. Ismail
Siswa SMAMDA II Sidoarjo Ciptakan Kaki Palsu Robot

Sidoarjo (beritajatim.com) - Merasa tergugah dengan kondisi keluarga yang menyandang disabilitas, M Almas Bukhoruli siswa kelas X dan Widia Widati siswi kelas lX Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah (SMAMDA) II Sidoarjo, menciptakan kaki palsu robotik atau Robotik Prosthetic Limb.
Keunggulan dari kaki robottik ini bisa ditekuk dengan data analog yang mampu mengirim sinyal ke paha penyandang disabilitas. "Inspirasi kami ciptakan kaki palsu ini keluarga bapak ada yang penyandang difabel," kata M. Almas Bukhoruli, Kamis (2/3/2017).

Almas menyebutkan, dalam pembuatan kaki palsu robotik ini, dia mengeluarkan biaya sekitar Rp 3 juta hingga Rp 4 juta. Untuk produksi, hanya membutuhkan waktu tiga minggu. "Satu minggu untuk merakit elektroniknya, dan dua minggu untuk komponen kaki palsunya yang berbahan fibber," paparnya.
Lebih jauh Almas menjelaskan, untuk menjalankan kaki palsu robotik ini cukup mengunakan dengan bateri, dan bisa bertahan sampai enam jam. "Kami menciptakan ini untuk masyarakat yang ekonominya menengah ke bawah," imbuh Almas
Sementara itu Kepala sekolah SMAMDA II Sidoarjo Wigatingsih menyatakan, sekolahnya terus mendukung siswa siswi yang berprestasi. Dari kelas berapapun, karya anak didik akan selalu didukung oleh pihak sekolah.
"Dan syukur karya kaki palsu yang diciptakan Almas dan Widia, meraih juara III tingkat Nasional, dan disiapkan mengikuti kejuaraan robotik di Thailand," kata Wigatiningsih. [isa/but]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Jurnalistik Dunia

Analisis/Pembagian Berita di Koran

Kurangnya Kepedulian Mahasiswa Terhadap Kebersihan Lingkungan