Ragam Juralistik/Wawancara/Liputan
Senin, 04 April 2016, kelas jurnalistik membahas tentang bahasa jurnalistik, berita dan wawancara.
Bahasa Jurnalistik adalah sebagai berikut.
1.Menaati aturan ejaan yang berlaku.
2.Menaati kaidah tata bahasa indonesia yang berlaku.
3.Tidak meninggalkan prefiks me- dan prefiks ber-, kecuali pada judul berita.
4.Menggunakan kalimat pendek dan lengkap (subjek, predikat, objek).
5.Menggunakan kalimat logis. Satu kalimat hanya berisi satu gagasan/
6.Satu parafgraf hanya berisi 1 atau 2 buah kalimat. Kesatuan dan kepaduan antar kalimat harus terpelihara.
7.Menggunakan bentuk aktif pada kata maupun kalimat. Bentuk pastif hanya digunakan jika memang perlu. Begitu juga kata sifat yang dibatasi pemakaiannya.
8.Ungkapan-ungkapan klise (seperti sementara itu, perlu diketahui, di mana, kepada siapa dan sebagaianya) tidak digunakan.
9.Kata-kata mubazir seperti adalah, merupakan, dari, daripada, dan sebagainya, dibatasi penggunaannya.
10.Kalimat aktif dan pasif tidak dicampuradukkan dalam satu paragraf.
11.Kata-kata asing dan istilah ilmiah yang terlalu teknis, tidak digunakan. Jika terpaksa, harus dijelaskan.
12.Penggunaan singkatan atau akronim digunakan, harus diberi penjelasan kepanjangannya.
13.Penggunaan kata yang pendek didahulukan daripada kata panjang.
14.Tidak menggunakan kata ganti orang pertama (saya dan kamu), berita harus menggunakan bentuk orang ketiga.
15.Kutipan (kalau ada) ditempatkan pada akhir paragraf atau paragraf baru.
16.Tidak memasukkan pendapat sendiri ke dalam berita.
17.Segala sesuatu dijelaskan secara spesifik hasil observasi melalui bentuk keterangan dalam kalimat.
18.Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikatif. Jadi betul-betul harus dapat dipahami dengan mudah oleh pembacanya.
Berita tidak sama dengan karya tertulis lain seperti novel atau cerita pendek. Ia ditulis menggunakan bahasa indonesia ragam jurnalistik. Sebab, berita ditulis dengan cara menunjukkan secara jelas apa yang menjadi prioritas utama berita menurut nilai berita (news value).
Berita harus segera dimuat dan aktual, maka berita haruslah padat, langsung, singkat, dan dengan bahasa yang lugas (tidak berbunga-bunga). Penulisan berita harus disesuaikan dengan kebutuhan pembaca, yang karena kesibukannya tidak memiliki banyak waktu untuk membaca berita terlalu lama.
Unsur-unsur berita yang harus dicakup meliputi jawaban atas 6 pertanyaan yang lazim disebut 5W+1H (what, who, where, why, dan how).
1.Apa
Berkaitan dengan hal-hal yang dilakukan oleh pelaku maupun korban (kalau ada) dalam suatu kejadian.
2.Siapa
Mengandung fakta yang berkaitan dengan setiap orang yang terlibat dalam suatu kejadian. Orang yang terlibat itu harus dapat diidentifikasi selengkap-lengkapnya.
3.Di mana
Menyangkut tempat kejadian. Nama tempat harus bisa diidentifikasi dengan jelas.
4.Bilamana
Berkaitan dengan waktu kejadian atau kemungkinan (perkiraan waktu) yang berkaitan dengan kejadian tersebut.
5.Mengapa
Berisi fakta yang mengandung latar belakang atau penyebab terjaidnya suatu peristiwa.
6.Bagaimana
Memberikan fakta yang berkaitan dengan proses kejadian yang diberitakan, bagaimana terjadinya, bagaimana pelaku melakukan perbuatannya, atau bagaimana korban mengalami nasibnya.
Menulis lead merupakan pekerjaan tersulit. Lead merupakan bagian terpenting, paling kuat/menonjol, merupakan rangkuman inti sari dari sebuah berita. Kadang lead memuat keseluruhan unsur 5W+1H. Dalam kasus di mana lead tidak memuat seluruh 5W+1H, maka beberapa unsur yang paling menonjol dalam peristiwa itu yang dimuat di sana.
Bagian tubuh (body) menguraikan lebih lanjut unsur-unsur fakta yang terdapat di dalam lead. Unsur mengapa dan bagaimana biasanya yang paling banyak diuraikan. Dibagian ini terdapat bagian yang disebut dengan “perluasan bagian utama/lead”, biasanya memuat unsur-unsur berita yang belum termuat di dalam lead.
Penutup merukapakan akhir dari uraian berita, namun bukan berupa kesimpulan. Dalam struktur piramida terbalik, bagin ini tidak terlalu penting. Ketika suatu berita ternyata memakan tempat melebihi space yang tersedia di halaman surat kabar, makan bagian inilah yang akan dipotong (dihilangkan) paling dahulu
Liputan dilakukan dengan cara melakukan observasi dan wawancara secara langsung pada peristiwa
yang akan dilaporkan. Hal ini bisa dilakukan untuk betita-berita yang sudah diduga atau terjadwal. Di dalam melakukan liputan, wartawan harus bisa mengumpulkan informasi yang lengkap, meliputi informasi tentang apa, siapa, kapan, di mana, bagaimana, dan mengapa (5W+1H).
Untuk berita-berita yang tak terduga, yang biasanya sudah terjadi tanpa kehadiran wartawan di tempat peristiwa, maka wartawan melakukan liputan dengan menggali informasi melalui wawancara.
Wawancara atau interview merupakan salah satu cara menggali informasi lewat percakapan antara wartawan dengan seseorang yang menjadi sumber berita. Wartawan tidak bisa mewawancarai sembarang orang. Interview (yang diwawancarai) adalah seseorang atau sejumlah orang yang oleh kedudukannya, peranannya/keterlibatannya, kompetensi/keahlian, dan pengalamanny, dianggap memiliki informasi yang penting, yang dibutuhkan wartawan sebagai bahan penulisan berita.
Ada beberapa jenis wawancara adalah sebagai berikut.
1.Factual news interview
Wawancara dengan sumber berita yang memiliki otoritas atau mengetahui dengan persis suatu peristiwa atau permasalahan yang hendak diberitakan.
2.Casual interview
Wawancara yang tidak diatur atau direncanakan lebih dahulu. Dilakukan secara mendadak pada saat wartawan bertemu dengan sumber berita.
3.Group interview
Wawancara yang dilakukan oleh sejumlah wartawan dari berbagai media massa dengan seorang atau lebih sumber berita. Hal ini terjadi terutama pada acara konferensi pers atau jumpa pers.
4.Personality interview
Wawancara yang memiliki tujuan khusus, yaitu untuk menggali penjelasan lebih jauh mengenai pribadi seseorang. Biasanya berkaitan dengan penulisan profil seseorang.
Hal-hal yang harus disiapkan sebelum mewawancarai sumber berita adalah sebagai berikut.
a.Menyusun pertanyaan mengenai permasalahan yang akan ditanyakan secara runtut.
b.Memastikan bahwa sumber berita benar-benar menguasai permasalahan yang akan ditanyakan.
c.Melakukan kontak/janjian dengan sumber berita untuk memastikan waktu dan permasalahannya.
d.Apabuila diminta, wartawan bisa memberikan daftar peetanyaan dahulu, agar sumber berita siap dengan bahan yang diperlukan.
e.Persiapkam alat-alat yang akan digunakan untuk mencatat atau merekam hasil wawancara, mislanya: notes, pena, dan alat perekam.
Pelaksaan Wawancara
1.Cek lebih dahulu perjanjian yang sudah dibuat dengan sumber berita.
2.Bersikap sopan dan memperkenalkan diri lebih dahulu dengan menyebutkan identitas yang jelas.
3.Ajukan pertanyaan secara ringkas dan jelas dan to the point.
4.Apabila sumber berita terkesan berusaha menutupi informasi, ajukan pertanyaan yang tidak langsung.
5.Jangan memberondong sumber berita dengan pertanyaan.
6.Membuat suasana santai
7.Cara terbaik adalah tidak mencatat selama melakukan wawancara. Namun, berusaha mengingat isi wawancara.
8.Berusaha untuk menjaga agar masalah tidak keluar dari rangkaian atua melebar ke pembicaraan yang tidak relevan.
9.Wartawan harus menghormati permintaan untuk off the record, dimana informasi yang diberikan oleh sumber berita hanya diketahui oleh wartawan dan redaktur, namun tidka dimuat di media massa.
10.Apabila mengakhiri wawancara, ucapkan terima kasih dan mintalah kesediaan sumber berita untuk menghubungi lagi pada kesempatan lain.
Usahakan agar tulisan itu singkat dan sederhana. Hindari kalimat rumit, pilihlah kalimat yang pendek dan tepat, dan berceritalah (Keep it Short and Simple)
Komentar
Posting Komentar